Selasa, 25 September 2012

10 Tempat Paling Panas di Dunia


Indonesia merupakan negara yang terbiasa dengan udara panas. Sebab lokasinya tepat di tengah bumi dan dilintasi garis khatulistiwa. Namun rupanya ada tempat-tempat terpanas di dunia ini yang memiliki suhu sangat tinggi. Di mana saja itu? unikgaul.com merangkum kesepuluh tempat paling panas sejagat untuk Anda berikut ini.

1. Dallol, Ethiopia

 Dallol terkenal sebagai tempat paling panas sedunia. Bagaimana tidak, suhu udara di sana sehari-harinya bisa mencapai 106 derajat Fahrenheit atau 41 derajat Celsius.

2. Wadi Halfa, Sudan


Berikutnya, ada Wadi Halfa di Sudan yang berbatasan dengan Mesir. Termasuk tempat terpanas sedunia karena suhu udara di sana mencapai 127 derajat Fahrenheit atau setara dengan 52 derajat Celsius.

3. Death Valley, California


Daerah di California ini merupakan padang gurun dengan suhu 56 derajat Celsiue. Namun kemudian Badan Meteorologi Dunia meralat dan menyebutkan kini Death Valley bersuhu 57 derajat Celsius.
4. Lut Desert, Iran


Kalau di Iran, Gurun Lut adalah tempat yang dinobatkan menjadi salah satu lokasi terpanas sejagat. Bayangkan saja, suhunya mencapai 70 derajat Celsius.

5. Tirat Tsvi, Israel


Tirat Tsvi merupakan sebuah kota di Israel. Tempat ini disebut yang terpanas di Asia karena memiliki suhu 129 derajat Fahrenheit atau setara dengan 53 derajat Celsius.
6. Timbuktu, Mali

 Ada pula Timbuktu di Mali yang tak kalah panasnya dengan daerah lain yang sudah disebutkan sebelumnya. Coba tebak berapa suhu udara di sini? Sekitar 130 derajat Fahrenheit atau 54 derajat Celsius!
7. Queensland, Australia


Perhitungan tempat terpanas sejagat dengan menggunakan bantuan satelit juga menyebutkan Queensland, Australia, sebagai salah satu area yang paling panas. Pasalnya, di sini suhu udara bisa mencapai 68 derajat Celsius.

8. Turfan, China


Turfan ada di provinsi Xianjiang di China. Di sana sangat panas. Anda mungkin tidak bisa membayangkannya karena suhu udara di Turfan bisa mencapai 50 derajat Celsius.

9. Kebili, Tunisia


Di Tunisia, daerah terpanas di sana sekaligus sedunia ada di Kebili. Setiap harinya, suhu di Kebili mencapai 131 derajat Fahrenheit atau setara dengan 55 derajat Celsius.

10. Ghadames, Libya


Terakhir, tempat terpanas sejagat bisa ditemukan di Ghadames, Libya. Sama seperti di Kebili, Ghadames memiliki suhu tertinggi sebesar 131 derajat Fahrenheit atau setara dengan 55 derajat Celsius.


Sumber : http://www.unikgaul.com/2012/09/10-tempat-paling-panas-di-dunia.html#ixzz27SkJuAya

10 Pekerjaan Paling Berbahaya di Dunia

10.Pekerja Konstruksi Bangunan:


Rata-rata pendapatan tahunan pekerja konstruksi yaitu sekitar $66,422 dan tingkat kematiannya kira-kira 18.3 orang per 100,000 pekerja.

Pekerjaan ini termasuk berbahaya karena pekerja konstruksi mesti bisa bekerja di berbagai tingkat ketinggian dan gak mungkin mereka bisa gak masuk kerja, gak peduli entah tempatnya tinggi banget, licin, terjal, bahkan di jalan layang atau jalan tol yang rame. Lebih parahnya lagi, pekerja konstruksi sering kerja menggunakan bahan-bahan peledak (apalagi kalo kerja di pegunungan) dan alat-alat berat buat ngebor, dll

9.Sopir Truk


Rata-rata pendapatan tahunan sopir truk yaitu sekitar $43,048 dan tingkat kematiannya kurang lebih sama kayak pekerja konstruksi: 18.3 orang per 100,000 pekerja.

Mengemudi bukan cuma sekedar profesi, tapi kalau dijalanin rutin jadi sulit. Kenapa sopir truk masuk ke daftar ane ini karena mereka mesti mengemudi dalam jarak yang jauh dan biasanya pada malam hari. Jalanan jadi membosankan karena gak ada macet ataupun apapun, jadi rasanya monoton. Menjaga supaya tetap fokus atau bahkan tetap bangun jadi sangat sulit, dan namanya juga di jalanan, sedikit aja lengah atau ceroboh, minimal masuk rumah sakit,

8. Teknisi Mesin Pabrik:


Rata-rata pendapatan tahunan teknisi mesin pabrik yaitu sekitar $46,645 dan tingkat kematiannya sedikit lebih tinggi dibanding pekerja konstruksi atau sopir truk, sekitar 18.5 orang per 100,000 pekerja.

Mesin-mesin industri sangatlah tidak bersahabat dengan manusia. Mereka dibuat untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan berat seperti menghancurkan, melelehkan, memanaskan, mendinginkan dan membentuk/membengkokkan.Sedikit aja gangguan dan hilang konsentrasi bisa menyebabkan pekerjanya yang jadi bahan olahan pabrik. Ada juga resiko kalau alatnya rusak atau ada ledakan, bukan cuma pekerjanya yang celaka, tapi seluruh bangunan bisa hancur

7.Tukang sampah


Rata-rata pendapatan tahunan tukang sampah sekitar $35,945 dan tingkat kematiannya sekitar 25.2 orang per 100,000 pekerja.

6.Tukang Besi/Baja


Rata-rata pendapatan tahunan tukang besi/baja yaitu sekitar $47,013 dan tingkat kematiannya cukup tinggi yaitu sekitar 30.3 orang per 100,000 pekerja.

Sangat masuk akal jika pekerjaan ini termasuk berbahaya. Mereka biasanya bekerja di tempat yang tinggi, mereka mesti bisa hindarin reruntuhan yang jatuh dan biasanya mereka berjalan di papan yang sempit. Dan biasanya mereka jalan dengan memikul beban berat di punggung mereka.

5.Tukang Atap


Rata-rata pendapatan tahunan tukang atap yaitu $36,895 dan tingkat kematiannya tinggi, sekitar 34.7 orang per 100,000 pekerja.

Tukang atap ya pasti kerjaannya betulin atap. Penyebab tingginya tingkat kematian di sini adalah pijakan yang kurang pas, permukaan atap yang miring, ketinggian, gak ada perlengkapan keamanan, permukaan yang licin dan biasanya memakai kedua tangan waktu kerja, jadi gak bisa pegangan. Parahnya, kadang mesti kerja juga entah cuacanya panas banget atau hujan atau anginnya kencang. Sedikit aja hilang keseimbangan, sisanya tinggal sejarah.

4.Petani


Rata-rata pendapatan tahunan petani sekitar $30,450 dan tingkat kematiannya sekitar 38.5 orang per 100,000 pekerja.

Pekerjaan ini biasanya memakai mesin untuk membuat jerami, atau traktor,dll. Petani mesti sangat hati-hati waktu memakai mesinnya, sedikit kesalahan dalam memakainya, bisa-bisa mereka yang diolah mesinnya. Dan juga, petani biasanya menggunakan banyak bahan-bahan kimia berbahaya dan pestisida yang bisa meracuni kesehatan.

3. Pilot Pesawat Terbang


Rata-rata pendapatan tahunan pilot pesawat yaitu $117,948, cukup tinggi memang, tapi tingkat kematiannya sekitar 57.1 orang per 100,000 pilot.

Gak perlu jadi pilot pesawat terbang dari penerbangan resmi . Buat menyebar bibit atau pupuk pertanian, atau promosi iklan aja, uda termasuk di daftar ini. Biasanya yang menyebar bibit ini yang resikonya tinggi karena mereka harus terbang rendah dan pesawatnya kecil. Gak ada toleransi untuk kesalahan. Sedikit kesalahan, mereka akan jatuh ke daratan dan terlempar jauh.

2.Penebang Kayu:


Rata-rata pendapatan tahunan penebang yaitu $40,278 sedangkan tingkat kematiannya tinggi, yaitu 61.8 per 100,000 pekerja.

Penebang bekerja di hutan dan biasanya menggunakan alat-alat berat seperti gergaji listrik. Pijakan mereka sering licin dan tidak rata. Mereka bekerja di cuaca dan lingkungan yang berbahaya. Mereka bekerja di daerah perhutanan dimana cuma sedikit atau bahkan gak ada fasilitas kesehatan. Maka jika terjadi apa-apa, gak banyak pertolongan yang bisa dilakukan.

1. Nelayan


Rata-rata pendapatan tahunan nelayan yaitu $44,141 sementara 200 orang mengalami kematian per 100,000 nelayan.

Mereka biasanya ditemukan mengangkut muatan ikan yang berat dan juga jaring ikan yang besar dan berat di lautan terbuka. Mereka juga mesti memperhitungkan kekuatan angin, perahu yang licin, hujan dan cipratan air.

Senin, 24 September 2012

Perbedaan Piano Klasik dan Piano Pop

Nah, karena banyak banget yang nanya ke gue apa bedanya piano klasik dan piano pop, kali ini gw coba jabarin satu satu ya.
Oke pertama piano klasik dulu. Piano klasik mempelajari tentang segala macam lagu gubahan komponis era dahulu, contoh nih : J.S Bach, W.A Mozart , L.W Beethoven, dan lain-lain. Nah, di piano klasik ini not-not yang dipelajari lebih kompleks daripada piano pop, TAPI piano klasik bukan berarti lebih sulit dibanding piano pop. Hanya saja, visualisasi yang dikasih piano klasik emang rumit dan kompleks, ga kaya piano pop yang easy listening dan 'enak' didenger. Buat nikmatin lagu-lagu dari piano klasik juga ga gampang, sedikit orang aja yang bener-bener ngerti apa arti dari lagu yang dimaksud dari si Patihnya. Piano klasik punya pembatasan zaman sendiri, boleh di cek di http://vischalthepianoplayer.blogspot.com/2012/07/sejarah-musik-klasik-apa-pengertian.html . 

Lanjut, piano pop. Piano pop ga susah, tapi dibilang gampang juga ngga, karena di piano pop, everything talks about Improve. Kalo ga berani mikir, jangan sekali-kali nyentuh piano pop. Di piano pop pianis di tuntut untuk memutar otak membuat aransemen lagu menjadi 'Lebih', tidak terpaku hanya dengan partitur, mungkin disini sih pembeda yang paling ketara. Karena piano pop, tentang Improve. Piano Klasik, tentang kedisiplinan.

Untuk masukan aja, lebih baik kalau pengen les, les piano klasik. Les piano pop itu cuma dikasih 'GIMANA CARA' yang ga kepake pas kita les, tapi berguna banget ketika kita udah ga les. Nah untuk belajar basic, ga mungkin dong kita belajar langsung ke expert? Piano Klasik bagus banget buat pemula, selain melatih jari-jari lebih kompeten,  piano klasik juga bisa 'build' emosi untuk pianis dasar. Tapi ga perlu khawatir, Piano pop juga punya alasan kenapa harus dipilih saat penjurusan les. Piano klasik berbicara tentang musik, sedangkan piano pop bertugas 'mendatangkan penyanyi' yang ingin bermusik dengan pianis. Simple?





JAKARTA, KOMPAS.com - Pemilihan umum kepala daerah di DKI Jakarta menunjukkan kian matang dan terkonsolidasinya perilaku berdemokrasi di Ibu Kota. Kendati perebutan suara sangat sengit, bahkan bertiup isu SARA, pemilihan kepala daerah bisa berakhir damai. Masing-masing dapat mengakui kemenangan dan kekalahan.
”Pemilihan gubernur DKI ini adalah cermin bahwa pemilu telah bergeser dari semula sangat prosedural menjadi lebih ke arah substansial. Memang belum terlalu substansial, tetapi arahnya sudah menuju ke sana,” kata Sukardi Rinakit, peneliti senior Soegeng Sarjadi Syndicate, akhir pekan lalu kepada Kompas.
Hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei menunjukkan pasangan Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama (Jokowi-Basuki) mengungguli petahana Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli (Foke-Nachrowi), yaitu 52,97 persen dan 47,03 persen. ”Hasil itu menjadi bukti bahwa moda produksi, kapital, tidak lagi memengaruhi moda interpretasi atau referensi dalam politik,” ujar Sukardi.
Menurut Sukardi, warga Jakarta menjatuhkan pilihan kepada figur yang dinilai sederhana, bekerja, jujur, dan memasyarakat.
Sukardi yakin arah politik di Jakarta itu bakal berkembang ke seluruh Indonesia. ”Secara nasional, nantinya pasti akan bergerak seperti model di Jakarta. Isu SARA (suku, agama, ras, dan antargolongan) tidak lagi laku meski di beberapa tempat masih akan berpengaruh. Pemilih akan semakin matang dalam berdemokrasi,” ujarnya.
Keteladanan elite
Pilkada DKI merupakan bentuk pembelajaran demokrasi yang baik. Hal ini terlihat dari sikap sportif para kandidat menyikapi hasil hitung cepat. ”Ini bentuk keteladanan elite politik yang berani mengucapkan selamat dan menerima hasil penghitungan suara meskipun baru sebatas hitung cepat,” kata anggota Komisi Pemilihan Umum DKI Jakarta, Sumarno.
Dia mengakui persaingan yang terjadi sangat sengit. Hal ini terlihat dari isu SARA yang banyak diembuskan serta kampanye hitam. Belum lagi berbagai pesan yang beredar, seolah Jakarta akan rusuh apabila calon tertentu yang menang. Namun, setelah hitung cepat, kondisi Jakarta masih aman.
Partai melakukan evaluasi
Pilkada DKI memaksa partai politik untuk mengevaluasi diri. Pengamat politik J Kristiadi berpendapat, dari Pilkada DKI ini terlihat tren bahwa banyak partai politik gagal total melakukan pengaderan. Mesin parpol juga rapuh dan tidak berjalan meski sudah diinstruksikan pemimpin parpol.
Penanaman ideologi pada kader parpol juga akhirnya terlihat masih lemah. Kader cenderung bergerak maksimal hanya menjelang pemilu legislatif karena lebih didorong kepentingan dan ambisi untuk berkuasa. ”Kalau perlu saling sikut antarkader dalam satu parpol,” katanya.
Sementara itu, ideologi parpol untuk memperjuangkan kepentingan dan aspirasi masyarakat menjadi luntur. ”Namun, ada kekuatan lain yang masih dapat mengoreksi parpol, yaitu kekuatan rakyat dan masyarakat madani,” kata Kristiadi.
Kondisi ini pula yang terlihat dalam Pilkada DKI. Kristiadi yakin, jika parpol tidak lagi aspiratif, parpol akan semakin ditinggalkan. ”Ini momen memperbaiki peradaban parpol,” katanya.
Parpol, figur, relawan
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) bersama Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) yang mengusung Jokowi-Basuki mengakui perlunya sinergi partai dengan rakyat.
Ketua Bidang Politik dan Hubungan Antarlembaga DPP PDI-P Puan Maharani mengakui, kemenangan Jokowi tak terlepas dari sinergi antara mesin partai yang solid, figur calon yang bersih dan membumi, serta dukungan relawan dan masyarakat luas.
”Harus saya katakan, mesin partai berjalan dengan baik. Kami bisa bergotong royong dan bersinergi, mulai dari legislatif, mesin partai di kepengurusan, hingga kepala daerah. Semua bergotong royong untuk memenangi Pilkada DKI,” kata Puan.
Jokowi juga merupakan kader PDI-P yang memiliki figur kuat dan membumi. Jokowi dinilai berhasil membuat perubahan di Solo. Harapan dan dukungan relawan dan masyarakat luas juga sangat besar sehingga Jokowi- Basuki bisa memenangi pilkada.
Jokowi fenomena khusus
Pilkada DKI Jakarta memiliki nilai tersendiri bagi Partai Demokrat yang, bersama Partai Golkar, Partai Keadilan Sejahtera, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Amanat Nasional, Partai Kebangkitan Bangsa, dan Partai Hanura, mengusung pasangan Foke-Nachrowi.
Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat Saan Mustopa menilai fenomena Jokowi ini merupakan fenomena sangat khusus. ”Dari seseorang yang waktu itu belum terlalu populer, dalam waktu tidak lama Jokowi tampil sebagai orang yang sangat populer dengan elektabilitas tinggi,” ujarnya.
Menurut Saan, Partai Demokrat tidak mendukung Jokowi karena pada awal pencalonan gubernur DKI, popularitas Jokowi tidak tinggi. ”Waktu itu, popularitas Fauzi Bowo jauh mengungguli lawan-lawannya,” katanya.
Saan mengakui faktor figur berperan penting. Dia sebaliknya membantah bahwa mesin politik partai tidak bekerja efektif. Menurut Saan, fenomena figur yang serupa terjadi pada diri Susilo Bambang Yudhoyono. Ketika itu, selain memenangi pemilihan presiden dua periode, figur Yudhoyono mampu mengantar Partai Demokrat mendulang suara besar dalam Pemilu 2004 dan 2009.
Pengajar politik Universitas Gadjah Mada, Ari Dwipayana, bahkan melihat posisi Jokowi saat ini bisa disebandingkan dengan posisi Megawati Soekarnoputri tahun 1999, yakni menjadi common denominator bagi aliansi lintas kelas yang luas.
Jokowi menjadi simbol pemimpin alternatif, sejalan dengan keinginan masyarakat akan perubahan kepemimpinan DKI. Namun, Ari mengingatkan, dukungan semacam itu bisa sangat mudah berubah ketika ada ketidaksesuaian antara harapan dan kenyataan nantinya. ”Aliansi seperti itu longgar dan cair dan bisa cepat swing kalau terjadi ketidakpuasan pada Jokowi,” katanya.
Masa depan kepemimpinan Jokowi di Jakarta nanti, menurut Ari, pada akhirnya akan bergantung pada kapasitas Jokowi untuk mentransformasikan ekspektasi perubahan ke dalam kerja-kerja politik di pemerintahan.